
Keberadaan semacam ini tertulis dalam Firman Allah pada surat Yasiin : 39-40 :
"Dan telah kami tetapkan bagi manzilah-manzilah sehingga (setelah ia sampai pada manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan tua. Tidak mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahalui siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya".
Allah berfirman, dalam surat Ar-Rahman : 5 :
"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan"
"Ia menundukkan matahari dan bulan masing-masing beredar hingga waktu yang di tentukan (Ar-Ra'ad : 2)

Semuanya itu menurut ketentuan ruang dan waktu yang sudah diperhitungkan dengan sangat teliti dan sangat cermat sekali. Dengan urutan tertentu yaitu ia naik pada setengah bulan pertama dan turun pada setengah bulan terkahir. Ketentuan ini telah baku dan tidak bisa digoyang atau dan diubah lagi. Matahari ada di garis edarnya dengan ketentuan Sunnatullah-Nya. Bulan demekian pula menurut ketentuan sunnatullah-Nya. Tidak akan pernah terjadi peraturan antara keduanya.
Al-Qur'an menguatkan hakikat ini sekali lagi dengan firman Allah :
"Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan" (Ar-Rahman : 5)
Artinya, Matahari dan bulan keduanya bergerak dan berjalan di garis edarnya (orbit) dan di manzilahnya menurut ukuran yang telah ditentukan. Juga dapat dijadikan pedoman untuk mengukur berbagai persoalan di bumi seperti pergantian musim dan waktu.

Satu kali edaran saja komet memerlukan waktu puluhan tahun untuk melintasi (orbit) yang sangat jauh dari matahari. Sehingga, ia betul-betul hilang dari pandangan seolah-olah ia "menyapu" puluhan tahun sebelum kembali lagi mendekati matahari. komet ini memiliki beberapa ekor yang bergerak melintasi langit seolah-olah ia menyapunya. Karena ituah, Al-Qur'an menyebutnya dengan kata "Bintang beredar menyapu".
Maha Suci Allah dengan segala firmannya.
Mukijizat Ilmiah dalam Al-Qur'an
karya : Muhammad Kamil Abdussamad
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !